Bandung selalu dipadati pengunjung ketika saat liburan tiba. Banyak lokasi obyek wisata yang bisa dikunjungi seperti obyek wisata alam, obyek wisata belanja, obyek wisata budaya obyek wisata edukasi maupun obyek wisata bersejarah.
Selain obyek wisatanya, para wisatawan juga dimanjakan dengan banyaknya jasa wisata tour di kota Bandung. www.sewabus.co.id atau www.rentalhiace.co.id bisa mejadi pilihan jika kalian membutuhkan transportasi untuk jalan-jalan di kota Bandung. Selain itu kalian juga bisa mendapatkan paket-paket wisata yang menarik untuk dipilih jika kalian bingung menentukan destinasi wisata mana yang akan kalian kunjungi. Kalian akan diberikan banyak pilihan destinasi wisata yang sesuai dengan keinginan kalian.
Salah satu laternatif pilihan untuk dikunjungi di Bandung adalah wisata masjidnya. Banyak sekali masjid-masjid bersejarah besar di bandung yang menarik untuk dikunjungi. Mari kita ulas beberapa.
Masjid Raya Bandung
Masjid Raya bandung ini dibangun pada tahun 1810. Masjid ini pertama dibangun tahun 1810, dan sejak didirikannya, Masjid Agung telah mengalami delapan kali perombakan pada abad ke-19, kemudian lima kali pada abad 20 sampai akhirnya direnovasi lagi pada tahun 2001 sampai peresmian Masjid Raya Bandung 4 Juni 2003 yang diresmikan oleh Gubernur Jabar saat itu, H.R. Nuriana. Masjid baru ini, yang bercorak Arab, menggantikan Masjid Agung yang lama, yang bercorak khas sunda.
Masjid Raya Bandung, seperti yang kita lihat sekarang, terdapat dua menara kembar di sisi kiri dan kanan masjid setinggi 81 meter yang selalu dibuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Atap masjid diganti dari atap joglo menjadi satu kubah besar pada atap tengah dan yang lebih kecil pada atap kiri-kanan masjid serta dinding masjid terbuat dari batu alam kualitas tinggi. Kini luas tanah keseluruhan masjid adalah 23.448 m² dengan luas bangunan 8.575 m² dan dapat menampung sekitar 13.000 jamaah.
Masjid Cipaganti
Masjid Cipaganti diresmikan pada tahun 1934. Bangunan Masjid Cipaganti berdiri dalam balutan arsitektur Eropa dan Jawa, serta memadukan unsur modern dan tradisional. Atap sirap berbentuk tajug tumpang dua, empat saka guru di dalam masjid yang berhiaskan ornamen bunga bersulur dan ukiran kaligrafi berlafaz hamdalah merupakan bukti adanya unsur seni tradisional Jawa bernuansa Islami. Sementara unsur Eropa terlihat dari konstruksi bangunan yang memakai kuda-kuda segitiga penyangga atap. Namun, penanda unsur Eropa yang lebih khas lagi adalah pada lokasi masjid yang terletak di area “tusuk sate”, yakni antara Jalan Cipaganti dan Jalan Sastra. Bingkai pepohonan yang berderet di Jalan Sastra menjadi pemandangan indah khas Eropa yang biasanya tak ditemui dalam rancangan masjid di Jawa.
Masjid Al Ukhuwah
Proses pembangunan masjid Ukhuwwah berlangsung selama dua tahun, yakni dari 1996-1998 dengan anggaran dari Pemkot dan Pemprov. Aktivitas masjid yang terletak sebelah kulon Balai Kota itu, membuat masjid selalu ramai oleh aktivitas warganya.Tidak hanya kegiatan yang merupakan agenda internal saja, di masjid tersebut juga kerap diadakan acara dari pihak luar. Akad nikah, dan pembacaan syahadat bagi yang masuk Islam, adalah dua hal yang sering dilakukan di sana.
Jika pada umumnya lantai sebuah bangunan itu dibuat dari keramik, maka tidak demikian dengan Masjid Ukhuwwah. Di sana, lantai masjid terbuat dari kayu dengan warna cokelat, yang cukup serasi dengan warna dindingnya.
Demikian beberapa informasi menarik mengenai masjid bersejarah di Bandung. Semoga informasi ini bisa menambah referensi kalian untuk berlibur di kota Bandung. Jika kalian sudah bosan mengunjungi tempat wisata alam yang ada di Bandung maka tidak ada salahnya untuk berkunjung ke tempat wisata bersejarah seperti diatas.
Komentar Anda